23 Januari 2020

USBN 2020 Dihapus, Diganti Menjadi USP


Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) secara resmi menghapus pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) mulai tahun ini. Kepala BNSP, Abdul Mu'ti menyebut penghapusan USBN tahun 2020 merupakan amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yang tertuang dalam Permendikbud.

"Merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 43/201st9 tentang tentang Penyelenggaraan Ujian Yang Diselenggarakan Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional yang ditandatangani Mendikbud pada 10 Desember 2019," ujar Ketua BSNP Abdul Mu'ti di Jakarta, Selasa (21/1) dikutip dari Antara.

Artinya, kata Mu'ti, BSNP tidak lagi membuat rujukan untuk USBN karena pembuatan soal maupun penyelenggaraan USBN diserahkan sepenuhnya kepada sekolah. Seperti diketahui, selama ini 75 persen soal USBN dibuat oleh Dinas Pendidikan Provinsi, sedangkan 25 persen dibuat BNSP.


Abdul Mu'ti mengatakan terdapat dua rujukan menindaklanjuti Permendikbud No 43/2019. Pertama, peraturan BSNP No 0051/P/BSNP/XI/2019 tentang POS UN 2019/2020 tidak berlaku. Kedua, berlakunya POS UN 2019/2020 yang baru, sebagaimana tertuang dalam SK BSNP No 0053/P/BSNP/I/2020.

Untuk tahun 2020, Ujian Sekolah Berstandard Nasional (USBN) diganti menjadi Ujian Satuan Pendidikan (USP).

05 Januari 2020

RPP Satu Lembar: Efisiensi Administrasi Guru



Halo, Sahabat! Kali ini Pak Rizal akan bercerita tentang isu yang lagi rame-ramenya di dunia pendidikan, terutama di kalangan para guru. Yaitu RPP. Bagi para guru menyusun RPP itu penting, karena menjadi acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Namun fakta di lapangan, para guru akhirnya ter'sibuk'an dengan salah satu beban administratif ini. Nah, entah kabar gembira atau tidak. Pak Menteri Pendidikan kita yang baru, yang akrab dipanggil Mas Menteri, Pak Nadiem Makariem, membuat surat edaran terbaru yaitu No.14 tahun 2019 yang isinya:
1. Penyusunan RPP dilakukan dengan prinsip efisien, efektif, dan berorientasi pada murid
2. Bahwa 13 komponen RPP yang harus ada berdasarkan Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah, yang menjadi komponen inti adalah tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Komponen lainnya hanya pelengkap.
3. Sekolah, KKG, MGMP, dan individu guru dapat secara bebas memilih, mengembangkan format RPP tersendiri
4. RPP yang telah dibuat dapat digunakan, dan dapat juga disesuaikan sesuai ketentuan yang dimaksud pada no 1,2, dan 3.

Pada Surat Edaran  (SE) tersebut juga dilampiri Daftar Tanya Jawab Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

1. Apa yang menjadi pertimbangan penyederhanaan RPP?
Guru-guru sering diarahkan untuk menulis RPP dengan sangat rinci sehingga banyak menghabiskan waktu yang seharusnya bisa lebih difokuskan untuk mempersiapkan dan mengevaluasi proses pembelajaran itu sendiri.

2. Apa yang dimaksud dengan prinsip efisien, efektif dan berorientasi pada murid?
* Efisien berarti penulisan RPP dilakukan dengan tepat dan tidak menghabiskan banyak waktu dan tenaga.
* Efektif berarti penulisan RPP dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
* Berorientasi pada murid berarti penulisan RPP dilakukan dengan mempertimbangkan kesiapan, ketertarikan, dan kebutuhan belajar murid di kelas.

3. Apakah RPP dapat dibuat dengan singkat, misalnya hanya satu halaman?
Bisa saja, asalkan sesuai dengan prinsip efisien, efektif, dan berorientasi kepada murid. Tidak ada persyaratan jumlah halaman.

4. Apakah ada standar baku untuk format penulisan RPP?
Tidak ada. Guru bebas membuat, memilih, mengembangkan, dan menggunakan RPP sesuai dengan prinsip efesien, efektif, dan berorientasi pada murid.

5. Bagaimana dengan format RPP yang sudah dibuat guru?
* Guru dapat tetap menggunakan format RPP yang telah dibuatnya.
* Guru dapat pula memodifikasi format RPP yang sudah dibuat sesuai dengan prinsip efisien, efektif, dan berorientasi kepada murid.

6. Berapa jumlah komponen dalam RPP?
Ada 3 komponen inti, yaitu tujuan pembelajaran, langkah­ langkah pembelajaran (kegiatan), dan penilaian pembelajaran (assesmen). Komponen-komponen lainnya adalah pelengkap.Tujuan pembelajaran ditulis dengan merujuk kepada kurikulum dan kebutuhan belajar murid. Kegiatan belajar dan asesmen dalam RPP ditulis secara efisien.

Melalui edaran ini, para guru akhirnya mulai tertarik dan mencari tahu bagaimana cara membuat RPP satu lembar. Nah, ini mungkin contoh RPP satu lembar yang bisa dijadikan referensi.
https://documentcloud.adobe.com/link/track?uri=urn%3Aaaid%3Ascds%3AUS%3Aab3df77e-5643-47ca-80cf-d7872957949c

Terlepas dari kebijakan beliau yang masih pro kontra di kalangan pendidik, Pak Rizal berpendapat sebaiknya RPP tidak dijadikan beban bagi para guru. Namun tetap dalam penyusunannya, kita harus memikirkan para siswa kita. RPP menjadi satu lembar sangat baik, karena mengurangi jumlah kertas yang biasa dipakai hingga berlembar-lembar. Namun tetap saja RPP tidak akan berarti jika kita tidak aplikasikan. Semangat untuk revolusi pendidikan!

03 Januari 2020

Cicak dan Ikatan Kimia



Halo, Sahabat Kimia!
Kembali lagi Pak Rizal akan berbagi satu artikel tentang kimia. Kali ini yang akan kita bahas adalah cicak. Mungkin sahabat kimia heran, mengapa cicak? Apa kaitannya dengan kimia?
Pastinya sahabat kimia sudah sering melihat cicak yang bisa berjalan merayap di dinding. Apakah cicak tersebut terjatuh? Ternyata tidak. Mengapa begitu? Pada awalnya banyak yang berpikir bahwa kaki cicak mengandung perekat seperti lem. Namun akhirnya pendapat ini terpatahkan, karena dari bekas jejak cicak tidak pernah ditemukan zat seperti lem tersebut. Beberapa waktu yang lalu sekelompok peneliti  dari Barkeley University akhirnya mengungkapkan alasan cicak yang bisa menempel di dinding tersebut. Dan ini ada hubungannya dengan kimia.
Oleh karena itu, mari kita bahas cicak ini melalui ilmu kimia, yaitu topik ikatan kimia tepatnya di gaya antar molekul. 
Kita tahu untuk ikatan kimia sendiri dibahas mengenai ikatan antar atom dan ikatan atar molekul (gaya antar molekul). Untuk gaya antar molekul sendiri, di sekolah pastinya sudah dibahas ada berapa jenisnya. Salah satunya yaitu gaya Van der Waals. Apakah gaya Van der Waals itu? Yaitu gaya tarik menarik listrik yang relatif lemah akibat kepolaran molekul yang permanen atau terinduksi. Gaya ini dikemukakan oleh Johannes Van Der Waals. 
Sekitar 500 ribu bulu halus yang kuat dimiliki telapak kaki cicak. Panjangnya bervariasi antara 30-130 mikrometer. Dan yang mengagumkan, tebalnya hanya sepersepuluh rambut manusia. Kebayang halusnya kan? Namun ternyata kekuatan perekat yang dimiliki  bulu halus ini sangat menakjubkan. Kekuatan ini ditimbulkan oleh gaya Van Der Waals. Yaitu interaksi molekul antar permukaan dinding dengan bulu-bulu halus yang dimiliki cicak. Jika cicak tiba-tiba terjatuh, itu karena posisi kaki cicak yang tidak menempel sempurna. Penemuan ini akhirnya menginspirasi para peneliti lainnya untuk mengembangkan lem kering, bahkan jadi inspirasi untuk membuat robot yang bisa merayap di dinding. Menarik bukan?