kalian pernahdengernggakkata trigonometri? Trigonometri merupakan sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segitiga, contohnya seperti sinus, cosinus, dan tangen. Kali ini kita akan mempelajari tentang nilai perbandingan trigonometri dari suatu sudut. Supaya bisa mempelajari nilai perbandingan ini, kalian diharuskan untuk memahami konsep sudut ber-relasi. Untuk memahami konsep tersebut simak penjelasan berikut iniyuk!
Pengukuran Sudut
Berdasarkan gambar di atas dapat kita simpulkan bahwa pengukuran sudut merupakan salah satu aspek penting dalam pengukuran dan pemetaan kerangka maupun titik-titik detail. Sistem besaran sudut yang dipakai juga berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sistem besaran sudut pada pengukuran dan pemetaan dapat terdiri dari:
Sistem Besaran Sudut Seksagesimal
Sistem Besaran Sudut Sentisimal
Sistem Sesaran Sudut Radian
Dasar untuk mengukur besaran sudutnya seperti suatu lingkaran yang dibagi menjadi empat bagian, yang dinamakan kuadran yaitu Kudran I, II, III dan kuadran IV.
Untuk cara sexagesimal lingkaran dapat dibagi menjadi 360 bagian yang sama dan tiap bagiannya disebut derajat. Maka 1 kuadran dalam lingkaran tersebut = 900.
1o = 60’ 1’ = 60” 1o = 3600”
Perbandingan Trigonometri Pada Segitiga Siku – Siku
Untuk definisi perbandingan trigonometri sudut siku-siku pertama adalah:
Dan untuk definisi perbandingan trigonometri sudut siku-siku kedua, adalah:
Nilai Perbandingan Trigonometri Untuk Sudut – Sudut Istimewa
Nilai perbandingan memiliki beberapa tabel yang akan memudahkan kamu untuk menemukan hasilnya. Tabel itu sendiri memiliki 2 jenis tabel Istimewa. Ada apa saja? Yuk, perhatikan tabel di bawah ini:
Tabel perbandingan trigonometri sudut istimewa pertama
Tabel perbandingan trigonometri sudut istimewa kedua
Setiap hari kita pasti mengonsumsi nasi, daging, susu, dan makanan lainnya sebagai suatu kebutuhan bagi tubuh. Makanan yang kita konsumsi tersebut dikategorikan menjadi beberapa jenis, yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Ketiga jenis makanan tersebut tentunya memiliki peran yang berbeda-beda bagi tubuh kita.
Tahukah kamu, semua jenis makanan yang kita konsumsi tersebut digolongkan ke dalam makromolekul atau molekul besar? Kenapa karbohidrat, protein dan lemak termasuk makromolekul? Apa yang membedakan karbohidrat, protein dan lemak ditinjau dari struktur kimianya? Untuk memahaminya, mari kita simak pembahasan mengenai makromolekul yang akan menjelaskan karbohidrat, protein, dan lemak dari berbagai tinjauan, diantaranya struktur kimia, monomer penyusunnya, cara mengujinya dan kegunaannya untuk tubuh kita.
Pengertian dan Rumus Umum Karbohidrat
Karbohidrat merupakan makromolekul yang terdiri dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen dengan rumus umum Cn(H2O)m. Karbohidrat disebut juga sebagai senyawa poli hidroksi aldehida atau polihidroksi keton dan turunannya.
Poli hidroksi aldehida dan poli hidroksi keton berkaitan dengan adanya gugus – OH (hidroksi), –CHO (aldehida), dan – CO – (keton) dalam rumus struktur. Keberadaan gugus-gugus fungsi tersebut berkaitan dengan monomer penyusun dari karbohidrat.
Untuk memahami dan mengenal karbohidrat lebih jauh, mari lanjutkan pembahasan mengenai klasifikasi karbohidrat yang dibagi menjadi 3 jenis, yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana dan tidak bisa mengalami proses hidrolisis atau pemecahan menjadi karbohidrat lain. Berdasarkan gugus fungsinya, monosakarida dibedakan menjadi karbohdrat aldosa yang memiliki gugus fungsi aldehida (– CHO) dan karbohidrat ketosa yang memiliki gugus fungsi keton (– CO –) .
Monosakarida paling sederhana ialah gliseraldehida (karbohidrat dengan gugus aldehida) dan dihidroksiaseton (karbohidrat dengan gugus keton). Berikut gambar struktur dari gliseraldehida dan dihidroksiaseton:
Selain gliseraldehida dan dihdroksiketon, monosakarida lainnya yang familiar adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, dan monosakarida lainnya. Berikut penjelasan beberapa monosakarida beserta strukturnya.
1. Glukosa merupakan monosakarida yang termasuk golongan aldosa (karbohidrat dengan gugus fungsi – COH). Gambar rumus struktur Fischer (kiri) dan rumus struktur Haworth (kanan) dari glukosa adalah:
2. Fruktosa merupakan monosakarida yang termasuk golongan ketosa (karbohidrat dengan gugus fungsi – CO – ). Gambar rumus struktur Fischer (kiri) dan rumus struktur Haworth (kanan) dari glukosa adalah:
3. Galaktosa juga termasuk momosakarida yang termasuk golongan aldosa (karbohidrat dengan gugus fungsi – COH). Gambar rumus struktur Fischer (kiri) dan rumus struktur Haworth (kanan) dari glukosa adalah:
Jika diperhatikan, glukosa dan galaktosa memiliki kemiripan dalam strukturnya. Namun keduanya tentu saja berbeda, perbedaan terletak pada atom C nomor 4 mengenai posisi H dan OH (perhatikan struktur galaktosa pada C nomor 4 kemudian bandingkan dengan C nomor 4 pada struktur glukosa).
Monosakarida-monosakrida tersebut dapat bergabung membentuk karbohidrat jenis lain, yaitu oligosakarida dan polisakarida. Mari lanjutkan ke pembahasan tentang karbohidrat oligosakarida.
Oligosakarida
Oligosakarida merupakan karbohidrat yang tersusun dari dua atau lebih monosakarida, secara umum monosakarida yang terbagung dalam suatu oligosakarida maksimal berjumlah delapan monosakarida.
Oligosakarida yang paling banyak dibahas diantaranya disakarida, yaitu karbohidrat yang terbentuk dari dua buah monosakarida. Berikut penjelasan mengenai disakarida beserta rumus sturkturnya.
1. Laktosa merupakan disakarida yang tersusun dari dua buah monosakarida, yaitu galaktosa dan glukosa dengan rumus struktur sebagai berikut:
2. Maltosa merupakan disakarida yang tersusun dari dua buah monosakarida yang sama, yaitu dua buah glukosa dengan rumus struktur sebagai berikut:
3. Sukrosa merupakan disakarida yang tersusun dari dua buah monosakarida yang berbeda, yaitu fruktosa dan glukosa dengan rumus struktur sebagai berikut:
Polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat dari banyak monosakarida, berikut ini tiga contoh karbohidrat yang termasuk polisakarida yaitu selulosa, amilum, dan glikogen.
1. Selulosa merupakan polisakarida yang monomer paling sederhananya adalah glukosa. Berikut rumus struktur dari selulosa:
2. Amilum merupakan polisakarida yang monomer paling sederhanya adalah glukosa. Meskipun selulosa dan amilum memiliki monomer yang sama, namun keduanya memiliki perbedaan pada jenis ikatan antar glukosanya. Berikut rumus stuktur dari amilum:
3. Glikogen merupakan polisakarida yang monomer paling sederhananya berupa glukosa. Perbedaan glikogen dengan amilum dan selulosa yaitu adanya percabangan
Setelah membahas mengenai kalsifikasi karbohidrat, mulai dari monosakarida, oligosakarida sampai polisakarida. Sekarang mari kita lanjutkan pembahasan mengenai uji karbohidrat.
Uji Karbohidrat
Uji karbohidrat merupakan uji untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu makanan/ minuman. Untuk menguji adanya karbohidrat dapat dilakukan dengan beberapa uji sebagai berikut:
Uji Molisch
Uji molisch merupakan uji umum pada karbohidrat, uji molisch dilakukan dengan cara menambahkan beberapa tetes larutan alfanaftol pada larutan atau sampel yang akan diuji, kemudian ditambahkan asam sulfat pekat secukupnya. Jika terbentuk dua lapisan cairan dengan batas kedua lapisan berwarna merah-ungu, maka sampel tersebut mengandung karbohidrat.
Uji Fehling
Uji fehling dilakukan untuk mengetahui adanya gula pereduksi pada sampel. Uji ini menitik beratkan dalam membedakan karbohidrat aldosa (gula pereduksi) dan karbohidrat ketosa (gula non pereduksi). Jika terbentuk endapan warna merah bata maka mengindikasikan karbohidrat tersebut mengandung gugus aldosa, sebaliknya jika tidak terbentuk endapan merah bata, maka karbohidrat tersebut mengandung gugus ketosa.
Uji Iodin
Uji iodin dilakukan untuk mengetahui jenis polisakarida pada sampel yang diuji. Penambahan iodin pada sampel akan menghasilkan perubahan warna. Jika terbentuk warna biru-ungu, maka sampel tersebut mengandung amilum. Jika terbentuk warna cokelat merah, maka sampel mengandung glikogen. Jika terbentuk warna cokelat, maka sampel tersebut mengandung selulosa.
Gimana sudah paham penjelasan tentang karbohidrat? Mari kita lanjutkan pembahasan pada makromolekul selanjutnya yaitu protein.
Pengertian Protein
Protein merupakan polimer yang tersusun dari monomer berupa asam amino, unsur penyusun utama dalam suatu protei terdiri dari karbpn (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N). Selain unsur utama tersebut, protein juga disusun oleh beberapa unsur lain seperti sulfur (S), fosfor (P), dan beberapa protein mengandung iodin, mangan, tembaga, dan besi.
Asam Amino
Asam amino merupakan monomer penyusun protein yang memiliki rumus umum sebagai berikut:
Pada suatu asam amino terdapat gugus – COOH dan – NH2, sementara R merupakan pembeda anatara asam amino satu dengan asam amino lainnya. Berdasarkan struktur asam amino tersebut, asam amino memiliki sifat khas sebagai berikut:
1. Memiliki sifat amfoter. Sifat amfoter pada asam amino dikarenakan pada asam amino memiliki gugus asam yaitu – COOH dan gugus basa yaitu – NH2. Jika asam amino direaksikan dengan asam, maka akan dinetralkan dengan gugus basa. Sebaliknya, jika direaksikan dengan basa, maka akan dinetralkan dengan gugus asam.
2. Membentuk ion zwitter. Adanya gugus – COOH dan – NH2 menjadikan pada asam amino dapat terjadi reaksi asam basa intramolekul seperti gambar berikut:
3. Memiliki sifat optis. Pada asam amino (alanin) memiliki sifat optis karena terdapat C khiral, yaitu C yang mengikat 4 buah atom berbeda seperti gambar berikut:
Struktur dan Bentuk Protein
Berdasarkan struktur dan bentuknya, terdapat 4 struktur protein, yaitu struktur primer, sekunde, tersier, dan kuartener.
1. Struktur primer. Struktur primer berkaitan dengan struktur linear pada rantai protein. Pada struktur primer tidak terjadi antaraksi dengan rantai protein yang lain. Selain itu, pada struktur primer juga tidak terjadi antaraksi antara asam amino dalam rantai protein.
2. Struktur sekunder. Struktur sekunder membentuk lipatan (folding) beraturan, seperti alpha heliks dan betha sheet. Hal tersebut sebagai akibat terjadinya ikatan hidrogen di antara gugus-gugus polar pada asam amino penyusun rantai protein.
3. Struktur tersier. Struktur tersier membentuk lipatan struktur alpha heliks dan betha sheet. Selain itu, pada struktur tersier terjadi juga gaya antaraksi yaitu gaya van der Waals. Pada struktur tersier juga terdapat antaraksi gugus non polar yang dapat mendorong terjadi suatu lipatan.
4. Struktur kuantener. Struktur kuantener membentuk molekul kompleks yang tidak terbatas hanya pada satu rantai protein. Lebih dari itu, pada struktur kuantener juga membentuk beberapa rantai protein. Gaya antaraksi pada struktur kuanterner terdiri dari ikatan hidrogen, gaya van der Waals, dan gaya antaraksi gugus nonpolarSelain itu terjadi juga gaya antaraksi antar rantai protein melalui antaraksi polar, nonpolar, dan van der Waals.
Uji Protein
Uji pada protein merupakan cara untuk mengidentifikasi adanya kandungan protein pada makanan yang menjadi sampel. Berikut penjelasan beberapa uji untuk mengidentifikasi protein.
Uji biuret. Uji biuret merupakan uji umum mengidentifikasi keberadaan protein atau asam amino. Makanan yang mengandung protein akan menghasilkan warna ungu jika diuji dengan pereaksi biuret.
Uji Millon. Uji Millon merupakan uji untuk mengidentifikasi adanya asam amino yang memiliki gugus fenol (diantaranya tirosin). Jika dilakukan pengujian secara millon, maka protein yang mengandung asam amino dengan gugus fenol ini akan menghasilkan perubahan warna endapan putih menjadi warna merah.
Uji Xantoproteat. Uji xantoproteat merupakan uji untuk mengidentifikasi adanya asam amino yang memiliki cincin benzena. Asam amino tersebut diantaranya fenilalanin dan triftofan. Indikasi hasil pengujian xantoproteat ini akan menghasilkan warna jingga jika sampel yang diuji mengandung asam amino yang memiiki cincin benzena.
Uji Belerang. Uji belerang dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan adanya belerang pada asam amino. Jika sampel makanan mengandung asam amino yang memiliki belerang, maka akan terjadi perubahan warna yaitu hitam.
Pengertian dan Struktur Lemak
Lemak merupakan suatu senyawa ester dari gliserol dengan asam-asam karboksilat dengan rantai C panjang. Asam yang menyusun lemak disebut sebagai asam lemak. Asam lemak yang terdapat di alam diantaranya asam olenat, asam linoleat, dan asam palmitat.
Berikut stuktur umum dari molekul lemak:
Berdasarkan struktur molekul lemak tersebut terlihat bahwa setiap satu molekul gliserol akan mengikat tiga buah molekul asam lemak sehingga lemak itu sering disebut juga trigliserida.
Klasifikasi Lemak Berdasarkan Tingkat Kejenuhan
Berdasarkan tingkat kejenuhan pada ikatannya, lemak dibedakan menjadi lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Berikut penjelasan perbedaan keduanya:
Asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang semua ikatan antar atom karbon pada rantai penyusun lemaknya berupa ikatan tunggal atau jenuh. Contoh dari asam lemak jenuh diantaranya asam palmitat, asam stearat, dan asam laurat.
Asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh merupakan asam lemak yang memiliki ikatan rangkap pada rantai atom karbon yang menyusunnya. Contoh asam lemak tidak jenuh diantaranya asam linoleat dan asam oleat.
Sifat Lemak
Pada penjelasan ini akan dibahas mengenai sifat lemak, baik secara fisika maupun kimia. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
Secara wujud zat, pada suhu kamar berupa zat padat untuk lemak yang berasal dari hewan dan berupa zat cair untuk lemak yang berasal dari tumbuhan.
Lemak dengan rantai C pendek memiliki kelarutan dalam air yang lebih baik dibandingkan dengan lemak dengan rantai C yang panjang.
Semua lemak memiliki kelarutan yang baik dalam larutan non polar, seperti benzena dan klorofom.
Secara kimia, lemak dapat mengalami reaksi penyabunan, selain itu juga lemak dapat mengalami reaksi halogenasi dan hidrogenasi.
Uji Lemak
Untuk mengidentifikasi lemak dapat dilakukan dengan beberap cara, yaitu sebagai berikut:
Uji Akroelin. Uji ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya gliserol dalam suatu sampel yang mengandung lemak. Indikasi adanya gliserol dalam lemak ditandai dengan munculnya bau yang menyengat dari hasil pembakaran dan pemanasan sampel lemak.
Uji Membedakan lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Uji ini menggunakan bromin untuk memastikan adanya ikatan rangkap pada rantai karbon. Jika terjadi perubahan warna menandakan adanya ikatan jenuh pada lemak, sementara jika tidak terjadi perubahan warna, maka tidak ada ikatan jenuh pada lemak.
Gimana sudah paham perbedaan karbohidrat, protein dan lemak ditinjau dari berbagai hal? Jadi makanan yang setiap hari kita konsumsi itu memiliki karakteristik dan struktur kimia yang berbeda-beda. Tentu saja perbedaan tersebut menyebabkan setiap jenis makanan tersebut memiliki peran yang berbeda juga dalam tubuh kita.
Setiap jenis makanan dibutuhkan oleh tubuh kita dengan porsi tertentu, jadi upayakan seimbanga dalam mengonsumsi makanan jenis karbohidrat, protein, dan lemak. Semoga menambah wawasan pembahasan makromolekul ini.
Referensi:
Budi, Utami., dkk. 2009. Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Pusat kurikulum dan perbukuan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sunarya, Y., dan Setiabudi, A. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia Kelas XII. Jakarta: Pusat kurikulum dan perbukuan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Unggul, S. 2017. Kimia SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Struktur, Karakteristik, Tata Nama, dan Manfaat Senyawa Benzena dalam Kehidupan Sehari-hari
Artikel Kimia kelas XII ini membahas tentang sejarah ditemukannya benzena, struktur, sifat fisik dan kimia, kegunaan dalam kehidupan sehari-hari serta tata nama benzena.
--
Kamu pernah nggak punya mimpi yang nyata banget? Mimpi di sini maksudnya mimpi benaran ya. Bukan mimpi jadian sama Justin Bieber. Itu mah ngayal. Entah bagaimana ceritanya, kamu tiba-tiba berada di suatu tempat yang tidak kamu ketahui. Berjalan-jalan, kemudian perut kamu merasa aneh. Kamu kebelet pipis. Tapi, kamu asing dengan tempat itu. Kamu nggak tahu harus pipis di mana.
Sementara perut kamu semakin bergejolak.
Kamu memutuskan untuk pergi ke semak-semak. Memastikan tidak ada orang di sekitar, lalu membuka celanamu perlahan-lahan. Menurunkan celana dalam. Lalu, begitu pipis, kamu terbangun.
Panik karena kasur kamu kini basah.
Iya, bagi sebagian orang, mimpi hanya sekadar khayalan. Tapi di beberapa kasus, mimpi bisa jadi sebuah pertanda.
Hal ini yang terjadi pada Auguste Kekulé, seorang kimiawan Prancis.
August Laurent Kekulé penemu struktur benzena (Sumber: Crashcourse via Youtube)
Di suatu malam tahun 1865, dia tidur dekat perapian. Dalam mimpinya, ia melihat sosok ular yang bergerak dan menari-nari. Ketika diperhatikan lebih lama, bagian ekor ular itu menyambung ke kepalanya. Lalu kepalanya menuju ekornya, dan kembali ke kepalanya. Berputar tanpa henti, seperti layaknya gelang rantai.
Ia sempat menceritakan mimpi itu kepada teman-teman ahli kimia yang lain. Tapi, semua menganggap kalau itu hanyalah mimpi semata. Tidak ada hubungannya dengan dunia asli. Tapi, Kekulé masih kepikiran dan merasa kalau mimpi itu bukanlah mimpi biasa.
Karena pada saat itu misteri tentang bagaimana struktur benzena menjadi topik hangat yang belum terpecahkan, Kekulé mencoba mengaitkan mimpinya.1
Dan ternyata, itu benar.
Kekulé mengeluarkan hipotesis yang menggambarkan kalau struktur benzena berupa 6 atom karbon yang terdapat di sudut-sudut heksagon beraturan dengan 1 atom hidrogen melekat pada tiap atom karbon. Rumus benzena (C6H6) yang sebelumnya telah ditemukan oleh Mitscherlich kini menjadi lengkap dengan strukturnya.
Dia pun menyatakan kalau struktur pada benzena adalah ikatan tunggal dan ganda dua yang berselang-seling di sekeliling cincin. Supaya reaksi khusus pada senyawa alkena tidak terjadi, maka ikatan tunggal dan ganda ini harus bertukar posisi dengan cepat. Ikatan rangkap yang bisa berputar-putar ini dinamakan dengan “terdelokalisasi”.
Kalau kita mundur lebih jauh lagi, kita akan menemukan benzena ini dalam sistem perdagangan. Pada tahun 1400-an, saudagar Arab suka melakukan barter dengan saudagar Eropa dengan barang yang disebut dengan “luban jawi” atau bahasa kerennya… kemenyan jawa. Yah, meskipun ada kata “Jawa”-nya, kemenyan itu berasal dari Sumatra sih...
Luban jawi ini biasa digunakan sebagai bahan untuk parfum dan obat-obatan. Lalu, karena lidah orang Italia, kata “lu” menghilang dan menjadikannya “banjawa”. Sementara orang Prancis menyebutnya dengan “banjoin” (dibaca: Benzoa). Dan orang Jerman dan Inggris menjadikannya “benzoin”. Karena sebagian besar komponennya berasal dari asam benzoin dan, karena ilmuwan kimia menggolongkannya ke dalam alkena, maka mereka menamakannya dengan… benzena.
Oke, oke. Cukup tentang sejarah dan benzenanya. Jangan keburu pusing duluan ketika mendengar kata itu dan rumus-rumusnya. Sekarang, kita kenalan dulu yuk sama si benzena.
Supaya lebih gampang membayangkan, mari kita buka pembahasan benzena dengan kalimat ini: benzena adalah salah satu komponen dalam minyak bumi. Pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday tahun 1825, benzena diambil dari residu minyak mentah.
Biasanya, orang-orang yang tinggal di perkotaan akan lebih tinggi terekspos benzena dibanding penduduk di desa. Kok bisa? Ya, soalnya, kan, di perkotaan lebih banyak pembuangan limbah, kilang pabrik, dan pompa bensin.
Pada suhu ruang, benzena adalah cairan bening yang punya aroma. Dia bersifat karsinogenik, mudah menguap dan terbakar. Hal ini dikarenakan kadar karbon dalam senyawa benzena terbilang tinggi. Titik didihnya berada pada suhu 80oC dan titik lelehnya 5,5oC.
Pada umumnya, sifat senyawa bisa dikelompokkan menjadi dua, yakni sifat fisik dan sifat kimia.
1. Sifat Fisik
Benzena adalah suatu zat cair tidak berwarna, mudah menguap, dan sangat beracun. Benzena bisa diapaki sebagai pelarut, pensintesis berbagai senyawa karbon, dan bahan dasar pembuatan senyawa karbon. Benzena tidak begitu reaktif, tapi sangat mudah terbakar, karena kadar karbon yang terkandung sangat tinggi.
Beberapa turunan dari benzena ada yang bersifat polar maupun non polar. Senyawa polar yaitu suatu senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsurnya. Titik didih pada benzena dan turunannya dimulai dari 80-250 derjat celsius. Untuk titik lelehnya bervariasi, dengan angka tertinggi yaitu 122 derjat celsius pada senyawa asam benzoat (-COOH).
Variasi titik didih tersebut dikarenakan oleh perngaruh dari kepolaran gugus fungsionalnya. Begitu juga dengan titik lelehnya, dipengaruhi oleh subtitutenya. Seperti benzena, toluena, dan etil benzena bersifat non-polar. Sedangkan anilin, benzil alkoho, fenol, dan asam benzoat bersifat polar. Maka bisa disimpulkan asam benzoat mempunyai titik didih tertinggi, dikarenakan sifat polarnya yang lebih, sedangkan benzena memiliki titik didih terendah.
Senyawa turunan benzena yang sifatnya non-polar tidak akan larut dalam air, sebaliknya, yang bersifat polar akan larut didalam air.
Benzena merupakan senyawa yang tidak berwarna
Benzena berwujud cair pada suhu ruang 27 derajat Celsius
Titik didih benzena : 80,1 derajat Celsius, titik leleh benzena : 5.5 derajat Celsius.
Densitas 0,88
Memiliki bau yang khas
Mudah menguap
Tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut yang kurang polar atau nonpolar, seperti eter dan tetraklorometana
2. Sifat Kimia
Derajat keasaman adalah salah satu sifat kimia benzena dan turunannya. Fenol dan asam benzoat termasuk asam lemah. Asam benzoat lebih kuat dibandingkan fenol. Fenol yang mempunyai gugus fungsi -OH ternyata bersifat asam lemah, yang berarti memberikan ion H+, sedangkan anilin yang memiliki gugus –NH2 bersifat basa lemah, yang berarti menerima ion H+. Benzena lebih mudah mengalami reaksi subtitusi daripada reaksi adisi.
Bersifat kasinogenik (racun)
Merupakan senyawa nonpolar
Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar
Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisi.
Nah, sekarang udah lebih tahu, kan, tentang sifat benzena. Sekarang kita lanjut. Kira-kira apa, ya, manfaat benzena dalam kehidupan sehari-hari?
Meski terdengar seperti senyawa yang “jahat”—karena bersifat karsinogenik, mudah menguap dan terbakar, benzena dan turunannya punya banyak manfaat buat hidup kita, lho. Iya, sifatnya yang terkesan “menghancurkan” ini dapat kita gunakan dengan baik kok selama diliat dari sudut yang positif. Makanya, kalo sikap dia ada yang jelek, jangan langsung ngambek dan tiba-tiba ngilang gitu aja kaleeee. Sebentar… kok curhat ya?
Dalam bidang keamanan dan militer, misalnya. Benzena ada dalam wujud trinitrotoluena (TNT) yang menjadi bahan baku peledak. Di bidang kesehatan, kamu akan mendapati senyawa turunan benzena dalam aspirin (obat sakit kepala). Karbol yang biasa kamu pakai sewaktu ngepel juga ada fenolnya, yang mana senyawa turunan benzena. Yah, kecuali kalau kamu ngepel pake singlet sobek dikasih aer sih…
Manfaat Benzena (Sumber blog.ruangguru.com)
Selain itu, parfum yang kamu pakai juga ada benzaldehida yang, lagi-lagi, senyawa turunan benzena. Pewarna tekstil juga gitu. Deterjen juga ada. Lucu ya, gimana dari minyak bumi bisa “diubah-ubah” menjadi hal-hal lain yang tidak kita duga sebelumnya dengan kimia.
Udah tahu, kan, benzena itu apa, sifatnya gimana, dan manfaatnya apa aja. Sekarang, kita coba yang agak teknis ya. Soal tata nama senyawa benzena. Dalam pembuatan tata nama benzena, di sini kita membagi ke dalam tiga jenis. Mulai dari benzena dengan 1 substituen, 2 substituen, dan 3 atau lebih (polisubstituen).
1 SUBSTITUEN
Penamaan benzena dengan 1 substituen tergolong mudah. Kamu hanya tinggal memberi nama gugus fungsinya terlebih dahulu, kemudian diakhiri dengan kata benzena. Ingat. "Gugus fungsi + benzena".
Misalnya, senyawa benzena yang bertemu dengan gugus OH (hidroksida), maka dinamakan “hidroksi benzena”. Apabila ada senyawa benzena bertemu dengan NO2 maka dinamakan “nitro benzena”. Kalau senyawa benzena bertemu dengan gugus Karim, mungkin jadi bernama “Karim Benzena”
Eits, aku bukan benzena, lho (sumber. www.marca.com)
2 SUBSTITUEN
Pada benzena dengan 2 substituen, dikenal 3 tata nama. Hal ini tergantung dari di bagian mana si substituen terikat.
Orto (o) apabila substituen bersebelahan (1,2)
Meta (m) apabila substituen berselang 1 (1,3)
Para (p) apabila substiuten berseberangan (1,4)
3 SUBSTITUEN/LEBIH (POLISUBSTITUEN)
Dalam pembuatan tata nama benzena dengan 3 substituen/lebih, penamaannya menggunakan nomor dan ditulis alfabet. Nomor terkecil diberikan kepada gugus fungsional (alkohol, aldehida, atau karboksilat). Hal lain yang perlu kamu ingat adalah, adanya prioritas penulisan subtituen mana yang harus ditulis terlebih dahulu.
Adapun prioritasnya:
COOH > SO3 > CHO > CN > OH > NH2 > R > NO2 >X
Gimana, sekarang udah tahu kan segala hal yang berkaitan dengan karakterisitk benzena. Mulai dari sejarahnya, struktur dan sifatnya, manfaatnya, serta tata namanya.
1) mimpi Kekulé ini sendiri masih menjadi misteri dan punya beberapa versi. Ada yang mengatakan dia mimpi ular yang menggigit ekornya sendiri, ada yang mengatakan dia mimpi raja dan ratu yang berdansa, ada yang mengatakan dia mimpi 6 ekor ular atau 6 ekor monyet yang saling berpegangan.
Assalamu Alaikum.
Perkenalkan saya adalah seorang Guru Kimia di sebuah sekolah Menengah di pelosok Sumatera Selatan, Kabupaten PALI. Alumni Pendidikan Kimia Universitas Negeri Makassar, Alumni Program SM-3T Angkatan II di Teluk Bintuni, Papua Barat. Alumni PPG Pasca SM-3T UPI Bandung.